Ketika Keramaian Tak Lagi Mengasyikan
Terkadang manusia butuh
sendiri.
Agar bisa melihat diri sendiri. Sebelum mampu melihat bahkan
menelanjangi orang lain. Ya, sendiri saja. Tanpa ada orang lain. Agar
kita bisa menambah energi sendiri. Atau mencari inspirasi untuk diri
sendiri. Dan gak masalah juga sih kalo orang lain gak suka. Karena kita
ke dunia, datang sendiri. Dan siap meninggalkan dunia juga sendiri. Ya,
kita akan sendirian ke alam kubur. Nanti jika waktunya tiba. Tanya aja
teman kita, apa mau dia ikut ke alam kubur ?
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/syarif1970/terkadang-kita-butuh-sendiri-bicara-hati-bicara-nurani_55576d43b67e61a65166c9d1
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/syarif1970/terkadang-kita-butuh-sendiri-bicara-hati-bicara-nurani_55576d43b67e61a65166c9d1
[Catatan Abe] Ketika keramaian Tak Lagi Mengasyikkan. Aku butuh waktu sendiri,
dan aku yakin semua orang pernah begitu, pernah ingin sendiri dulu,
jauh dari keramaian, kegaduhan, dan hiruk pikuk yang memekakkan telinga.
Sendiri, kadang kita perlu, disaat keramaian tak lagi mengasyikan.
Saat keramaian memaksa kita banyak bicara padahal kita sebenarnya
sedang merana, menyembunyikan keresahan dibalik senyuman dan tawa palsu.
Saat keramaian memaksa kita menjadi berbeda dari diri kita yang
sebenarnya, saat itulah sendiri menjadi perlu, agar kita dapat melihat
jauh kedalam diri tentang jati diri, tujuan, dan hakikat kehidupan.
Baca juga : Cinta Datang Terlambat
Aku butuh waktu sendiri,
untuk melupakan sejenak semua yang terjadi belakangan ini, semua hal
yang membuat otak dan tubuh ini lelah, hati ini penat dan berat.
Tentang studi, Aku ingin lupa sejenak, hanya itu.
Tentang problema hidup,
Aku tau ini tak akan pernah berakhir. Selama jantung ini masih memompa
darah kesuluruh tubuh, problema itu akan datang lalu berakhir, lalu
datang lagi, dan berakhir lagi, begitu seterusnya. Jadi tak ada guna
menyalahkan hidup atas problema yang menyertainya.
Baca juga : Terdiam Bersama Penyesalan
Tentang cinta,
maafkan Aku. Saat ini, Aku diibaratkan dengan karet gelang. Molor dan
mengerut kembali pada
waktunya. Molor sampai batas maksimal, kemudian mengerut kembali dengan
kekuatan maksimal pula. Siklus ini meliputi mendekat, menarik diri, lalu
mendekat lagi. Atau maju, mundur, maju, mundur, maju, mundur dan
seperti itu seterusnya. Jadi jangan takut jika aku menjauh karena Aku
adalah karet yang akan kembali mengerut pada waktunya, Aku hanya butuh
waktu sendiri, itu.
Baca juga : Garut Story : Hujan di Penghujung Agustus
Sendiri saat ini aku perlu,
karena semua yang terjadi belakangan ini membuat ku lelah dan penat.
Jika dalam keramaian tak kutemukan kedamaian, maka dengan sendiri
mungkin akan kudapatkan ketenangan.





Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus