Pengertian dan Sejarah Media Siaran
[Ilmiah] Berbicara tentang media tentunya tidak akan terlepas dari proses komunikasi dalam kegiatan sehari-hari. Tanpa media, sebuah komunikasi tidak akan terjadi, seperti teori yang dikemukakan oleh beberapa ahli komunikasi, misalnya Berlo dalam model komunikasi S-M-C-R-E, dengan M sebagai Medium. Hampir semua model konumikasi yang dikemukakan oleh para ahli komunikasi terdapat unsur Media didalam nya. Sebagai contoh sederhana yang menggambarkan pentinnya media yaitu, komunikasi antara dua individu yang berbicara tatap muka. Pesan yang mereka ucapkan di transfer mealui media udara. Bayangkan saja apabila komunikasi tersebut terjadi di bulan yang hampa udara, tentunya pesan yang tersusun dari gelombang suara tersebut tidak akan dapatdirambatkan dan diterima oleh lawan bicaranya.
Namun pada perkembangannya, istilah
media bukan lagi sebatas udara seperti pada contoh komunikasi sebelumnya, bukan
hanya sebatas surat yang menghubungkan individu yang terpisah jarak pada
komunikasi antar pribadi. Namun juga berfungsi sebagai media yang memberikan
iformasi kepada publik secara luas publik yaitu media siaran.
Media penyiaran dunia dimulai pada
tahun 1887, yakni ketika Heinrich Hertz berhasil mengirim dan menerima
gelombang radio. Kemudian pada tahun 1901, Guglielmo seorang itali sukses
mengirimkan sinyal morse dari sebuah pemancar kepada alat penerima. Sinyal
tersebut mampu dikirim menyebrangi samudera atlantik menggunakan gelombang
elektomagnetik. Pesawat radio peertama kali diciptakan memiliki bentuk yang
besar dan tidak menarik, serta sulit untuk digunakan karena menggunakan
tenaganlistrik dan baterai yang berukuran besar. Hingga pada tahun 1962
perusahaan manufaktur radio berhasil memperbaiki produknya menjadi lebih
praktis dan mudah digunakan. Tahun 1925 sampai dengan tahun 1930 sebanyak 17
juta pesawat radio terjual kepada masyarakat.
Peran radio pada awalnya hanya
dimanfaatkan oleh kalangan militer untuk kepentingan perang, dan juga dimanfaatkan oleh pemerintah untuk
kepentingan politik. Hingga pada tahun 1909 terjadi sebuah peristiwa yang
dianggap penting dalam perkembangan peran radio, yaitu saat pesan dan informasi
yang dikirimkan melaui radio berhasil menyelamatkan seluruh penumpang kapal
laut yang mengalami kecelakaan dan tenggelam. Sejak saat itu orang mulai
menganggap radio sebagai medium yang
teruji dalam menyampaikan informasi yang cepat dan akurat.
Di Indonesia sendiri, radio pertama
kali digunakan pada masa pemerintahan Hindia Belanda Prof. Komans dan Dr. De
Groot di stasiun radio Malbar Jawa Barat. Kejadian ini diikuti dengan
berdirinya Batavia Radio Vereniging dan Nirom.
Pada tahun 1930, radio
amatir di Indonesia telah membentuk organisasi yang menamakan dirinya NIVERA (Nederland
Indische Vereniging Radio Amateur) yang merupakan organisasi radio amatir
pertama di Indonesia. Berdirinya organisasi ini disahkan oleh pemerintah Hindia
Belanda.
Peran radio di Indonesia
pada masa penjajahan digunakan oleh para penjajah melakukan komunikasi antar
sesama mereka. Hingga pada saat Indonesia merdeka pada tahun 1945 tercatat
seorang amatir radio bernama Gunawan berhasil menyiarkan naskah proklamasi
kemerdekaan indonesia dengan menggunakan perangkat pemancar radio sederhana
buatan sendiri. Tindakan itu sangat dihargai oleh Pemerintah Indonesia. Radio
milik gunawan menjadi benda yang tidak ternilai harganya bagi sejarah
perjuangan kemerdekaan Imdonesia dan sekarang disimpan di Museum Nasional
Indonesia.
Disisi
lain pada tahun 1939 Zworkyn
dengan bantuan Philo Farnsworth berhasil menciptakan pesawat televisi pertama
yang dipertunjukkan kepada umum pada pertemuan World’s Fair. Prinsip dan cara
kerja televisi menggabungkan radio sebagai audio dan tabung kamera atau
icnoscope sebai visual.
Kemunculan
televisi pada awalnya ditanggapi biasa saja oleh masyarakat. Harga televisi ketika itu masih mahal, selain itu
belum tersedia banyak program untuk disaksikan.
Baca juga : Kelompok Sosial
Perang
Dunia ke-2 sempat menghentikan perkembangan televisi. Namun setelah perang
usai, teknologi baru yang telah disempurnakan selama perang, berhasil mendorong
kemajuan televisi. Harga yang murah dan bentuk yang praktis menyebabkan banyak
orang yang mulai menggunakan televisi. Awalnya di tahun 1945,
hanya terdapat stasiun televisi dan 8000 pesawat televisi meningkat menjadi
hampir 100 stasiun sedangkan jumlah rumah tangga yang memiliki pesawat televisi
mencapai 35 juta rumah tangga atau 67 persen dari total rumah tangga. Pesawat televisi berwarna
mulai diperkenalkan kepada publik pada tahun 1950-an. Siaran televisi berwarna
dilaksanakan pertama kali oleh stasiun televisi NBC pada tahun 1960 dengan
menayangkan program siaran berwarna selama tiga jam setiap harinya.
Siaran televisi di
indonesia dimulai pada tahun 1962 pada saat TVRI menayangkan secara langsung
upacara hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus
1962, meskipun siaran itu masih siaran percobaan yang dilakukan oleh TVRI.
Siaran resmi TVRI baru dimulai sejak tanggal 24 Agustus 1962 jam 14.30 WIB yang menyiarkan secara
langsung upacara pembukaan Asean Games IV dari stadion utama Gelora Bung Karno. Sejak itu pula TVRI dipergunakan sebagai
panggilan stasiun (stasiun call) hingga sekarang. Selama tahun 1962-1963
TVRI berada diudara rata-rata satu jam sehari dengan segala kesederhanaannya.
Baca Juga : Pengertian dan Peran Komunikasi Massa
TVRI yang berada di
bawah Departemen Penerangan pada saat itu, kini siarannya sudah dapat
menjangkau semua rakyat Indonesia yang berjumlah sekitar 210 juta jiwa. Sejak
tahun 1989 TVRI mendapatkan saingan siaran televisi lainnya, yakni Rajawali
Citra Televisi Indonesia (RCTI) yang bersifat komersial. Secara berturut-turut
berdiri stasiun televisi, Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan
Indonesia (TPI), Andalas Televisi (ANTV), Indosiar, TV7, Lativi, Metro TV,
JakTV, Bali TV, dan lain-lain.
Setelah Undang-undang
Penyiaran disahkan pada tahun 2002, jumlah televisi baru di Indonesia
diperkirakan akan terus bermunculan, khususnya di daerah, yang terbagi kedalam
empat kategori yaitu televisi publik, swasta, berlangganan dan komunitas.
Hingga Juli 2002, jumlah orang yang memiliki pesawat televisi di Indonesia
mencapai 25 juta. Kini penonton televisi Indonesia benar-benar memiliki banyak
pilihan untuk menikmati berbagai program televisi.
Dengan segala kelebihan
yang dimiliki oleh televisi, menjadikan nya sebagai favorit dari individu dalam
mencari dan menemukan informasi dibandingkan radio. Namun meskipun demikian,
harapannya siaran televisi tidak akan pernah menggeser kedudukan radio yang juga
berperan sebagai media siaran, karena radio juga memiliki karakteristik dan
keunikannya tersendiri. Media siaran televisi dan radio diharapkan menjadi
media yang saling mengisi dalam perannya sebagai sumber informasi publik.
Note :
1. Artikel ini adalah salah satu Tugas dari Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen
2. Silahkan di jadikan referensi.
3. Jangan lupa tinggal komentar nya.
4. Iklan nya jangan lupa di klik ya.
Sumber : wikipedia dan lain-lain
Posting Komentar untuk "Pengertian dan Sejarah Media Siaran"